Ayah,
Malam terlalu pagi untukku
pulang
Mataku masih terang
sepertinya
Menjengkal tiap sisi tubuh
kota
Merasakan lagi pelukannya
yang kau larang
Langkahku tersesat disergap indah raganya
Ke lekuk paling cekung
Ditelan ke dasar perut
Dibuai ke batas lalai
Aku dibinasakan
Tidak ayah,
Aku tidak tersesat
Aku hafal tiap liku dan
simpang,
Aku biasa mencium kecutnya
Aku memang ingin
direngkuhnya
Jadi, jangan minta aku
pulang
Lelaplah
Saat malam tanpa sunyi
Debat kehilangan kata
Habis rima dalam sajak
Aku menyerah pulang
Bandar Lampung, November
2014
No comments:
Post a Comment